Resah, Risau, memasuki relung
Masuk tanpa mengetuk
Hadir tanpa wujud,
Nampak tanpa tampak
Pekat dan Berdampak
Beban yang kau rasakan
Tak sebanding dengan yang orang lain rasakan.,
Seolah kita sama menanggungnya
adakah ruang kosong yang bisa meredam.
Walau hanya sebentar tuk berdiam.
Membuang semua pikiran yang suram
Agar sedikit lebih tentram.
Fajar Subuh anda terbangun,..
Menghirup segarnya udara sepoy sepoy
Kini tidak lagi terulang..
Kabut asap mengguliat, menutupi indah wajah cantikmu
Sinar yang terpancar tertutupi oleh masker yang kau pakai.
Kadangku berfikir… apa keinginan nya..?
sejatinya pikiran dan harapannya sama.,
Ingin dicintai dan di mengerti, di cumbui dan di manja.
Wanita dengan sejuta logika, jika ia gunakan hati dan rasionalitasnya
Engkau butuh lebih banyak energy tuk hadapinya..
Tidak hanya dengan kata-kata,
Tapi dengan perbuatan,,
Tidak juga dengan perbutan,
Dengan kasih sayang..
Tidak dengan itu…
Dengan cinta.,
Tapi bukan hanya itu sepertinya…
DENGAN Apa?? Materi… Harta? Tahta?? hemmmm…
Engkau dengan segala., Fikiran.. Perasaan,.. Hasrat.. nafsu..
Amarah,, cinta,.. kasih., sayang …
Apapun itu yang timbul dari sosok wanita . . . butuh 3000
jalan untuk menaklukannya..
Bahkan banyak perceraian menjadikan alasan pria wanita tak
menjalin penikahan..
Tapi tidak itu yang diharapkan Tuhan.. bukan hasil yang Ia
lihat
Tapi proses yang ia nilai..
Di dunia ini hanya sosok mulia yang dapat menaklukan hati
setiap insan
bahkan semua makhluk yang ada di dunia ini.
Engkau bisa berbuat apa saja terhadapnya, mencintainya,
menyayanginya, bahkan menghina, mencaci, memakinya….namun Ia akan tetap tumbuh
menebarkan wangi wangian kehidupan,
ia akan membalas dengan akhlaknya yang agung dengan do’anya
yang makbul,
dengan tetesan airmatanya yang jernih, dengan akhlaknya yang
agung,,
sekalipun ia telah pergi berabad abad, ia tetap hadir
dijiwamu, menunggu kedatanganmu.,
Sampai engkau tak bisa berkata-kata apa-apa.
Ia menunggu sampai semua yang ia cintai masuk
Tanpa tersisa satu orang pun, kecuali orang-orang yang enggan
Ya Rosulullah, ya Rosulullah ya Rosulullah…
Aku hanya seorang hamba yang tercela, tak bisa ku menjaga
diri,
kobaran api amarahku, membara membakar semua yang ada di
sekitarku
Bahkan Air terjun pun, tak saunggup meredam kobaran itu.
Dengan cara apa lagi aku harus bersabar,,
Pantaskah engkau berjumpa denganku…. Aku merasa terhina,
tak sanggup ku berucap ketika Engkau merasa rindu, ingin berjumpa
dengan ku.
bahkan sampai ingin mengantikan semua rasa sakit di
krongkongan dengan kepergianmu…
mengalir air mata nuraniku, runtuh semua gunung-gunung,
melebur semua isi dunia.
Aku hanyalah butiran debu yang tak berguna, engkau rela
menanggung semua.
Tak ada alasan lagi tuk tidak mencintaimu,
Kekuatan itu adalah mengenamnu
Jalan itu adalah mengikutimu
Kedamaian itu adalah akhlaqmu
menyebut namamu saja aku malu,
pada semua dosa dan kesalahanku.
Aku hanya bisa menggantikan kegalauanku pada wanita
dengan dirimu wahai yang mulia
memikirkan wanita hanya akan
membuatku sakit kepala
tapi mengenangmu bisa mendamaikan segala upaya
Ya Rosulullah sungguh besar pengorbananmu
Engkau lari, sambil gemetar, keringat bercucuran
tak berdaya… Khadijah, khadijah,, khadijah,
Selimuti aku, tuangkan air dingin pada tubuhku…
Khadijah datang menyapa, memberikan sandaran hangat di
tubuhnya
Menenangkan batinnnya, menentramkan raganya..
Wahai engkau yang berselimut.
Bangun dan sampaikan salamKu untuk mereka,
Ingatkan bahwa kelak Aku akan hadir meminta pertanggungan
Bagi mereka yang menerima salam Ku, bagi mereka yang menuruti
perintahKu
Akan ku buatkan telaga untuknya dan Ku jadikan sungai-sungai
dibawahnya,
Udara sejuk tak berasap dan bidadari-bidadari bersayap…
Beban itu berat jika aku tak mampu menanggungnya..
Tapi Dia percaya aku sanggup menerimanya…
Maka akan aku selesaikan tugasku sampai waktu yang telah
ditentukan
Sampai raga tak dibutuhkan sampai darah bercucuran…
Hanya dengan cintalah salamku dan salam-Nya tersampaikan.
Oleh jiwa yang murni, hati yang bersih, nurani yang sehat.
Engkau akan merasakan nikmatnya kerinduan
Menunggu hadirnya sang pujaan,
(dieqanshor)